ARTIKEL OPINI
Saat ini banyak anak muda yang terjebak dalam tren global, sehingga mereka lupa tanggung jawab nya sebagai tulang punggung bangsa dan Negara.
Banyaknya anak muda yang terjebak narkoba yang angkanya setiap tahun cenderung meningkat. Mereka juga terjebak kriminalitas, hidup hura-hura, lebih senang meninggalkan belajar, dan terseret arus budaya global yang liberal. Kondisi demikian sangat memprihatinkan meskipun banyak jiwa nasionalisme di kalangan anak muda belum sepenuhnya luntur, karena masih banyak anak muda yang berprestasi. untuk menumbuhkan semangat nasionalisme di harapkan memahami nilai-nilai pancasila.
Nasionalisme pudar
Pudarnya rasa kebanggaan bagi bangsa selama beberapa tahun ini, sebenarnya di sulut oleh menguatnya sentiment kedaerahan dan semangat primordialisme pascakritis . Suatu sikap yang sedikit banyak di sebabkan oleh kekecewaan sebagian besar anggota dan kelompok masyarakat bahea kesepakatan social (contract social) yang mengandung nilai-nilai keadilan dan pri kemanusiaan.
Pemberantasan korupsi terhadap para koruptor dan penegakan hukum dan keadilan sebenarnya sarana strategis untuk membangkitkan semangat cinta tanah air dalam diri anak muda bangsa. Tidak heran semangat solidaritas pun terasa semakin hilang sejak beberapa dekade terakhir. Penyebab memudarnya rasa nasionlisme di sebabkan oleh paradigma tentang bangsa dan nasionalisme yang kita anut berjalan di tempat.
Nasionalisme yang benar adalah nasionalisme yang memiliki sense of belonging dan sense of responsibility terhadap nasib bangsanya. hal ini, saya kira sejalan dengan pola perjuangan kita. Pejuang kita dulu, bertempur melawan penjajah karena didorong oleh rasa memiliki dan rasa tanggungjawab terhadap bangsa dan negaranya, sehingga ia rela mengorbankan apapun miliknya bahkan jiwa raganya untuk kepentingan bangsa. Dan setelah merdeka, setelah perjuangan membuahkan hasil, tentu akan lahir rasa kebanggan dalam dirinya. Ada nation pride, kenapa Karena ia memperoleh kemerdekaan ini lewat perjuangan, bukan lewat pemberian orang, bukan lewat belas kasihan orang. Biasanya orang yang memiliki perasaan ini, selalu memikirkan perjalanan dan nasib bangsanya. Sehingga ia tidak ikhlas sedikitpun jika bangsa ini di injak-injak oleh orang lain.
Memang kesadaran terhadap makna nasionalisme mesti tuntas dan benar. Dan pemahaman terhadap makna nasionalisme itu tidak mudah. Ia tidak bisa begitu saja dicuplik dari pemahaman nasionalisme orang singapore atau orang Amerika. Nasionalisme Indonesia berbeda dengan nasionalisme Amerika, atau Singapura karena negara kita berdasarkan Pancasila, jiwa gotong royong dalam rasa kekeluargaan.
Pengaruh Nasionalisme
Arus globalisasi begitu cepat merasuk ke dalam masyarakat terutama di kalangan muda. Pengaruh globalisasi terhadap anak muda juga begitu kuat. Pengaruh globalisasi tersebut telah membuat banyak anak muda kita kehilangan kepribadian diri sebagai bangsa Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan gejala-gejala yang muncul dalam kehidupan sehari- hari anak muda sekarang.
Dari cara berpakaian banyak remaja- remaja kita yang berdandan seperti selebritis yang cenderung ke budaya Barat. Mereka menggunakan pakaian yang minim bahan yang memperlihatkan bagian tubuh yang seharusnya tidak kelihatan. Pada hal cara berpakaian tersebut jelas- jelas tidak sesuai dengan kebudayaan kita. Tak ketinggalan gaya rambut mereka dicat beraneka warna. Pendek kata, orang lebih suka jika menjadi orang lain dengan cara menutupi identitasnya. Tidak banyak remaja yang mau melestarikan budaya bangsa dengan mengenakan pakaian yang sopan sesuai dengan kepribadian bangsa.
Teknologi internet merupakan teknologi yang memberikan informasi tanpa batas dan dapat diakses oleh siapa saja. Apa lagi bagi anak muda internet sudah menjadi santapan mereka sehari- hari. Jika digunakan secara semestinya tentu kita memperoleh manfaat yang berguna. Tetapi jika tidak, kita akan mendapat kerugian. Dan sekarang ini, banyak pelajar dan mahasiswa yang menggunakan tidak semestinya. Misal untuk membuka situs-situs porno. Bukan hanya internet saja, ada lagi pegangan wajib mereka yaitu handphone. Rasa sosial terhadap masyarakat menjadi tidak ada karena mereka lebih memilih sibuk dengan menggunakan handphone.
Dilihat dari sikap, banyak anak muda yang tingkah lakunya tidak kenal sopan santun dan cenderung cuek tidak ada rasa peduli terhadap lingkungan. Karena globalisasi menganut kebebasan dan keterbukaan sehingga mereka bertindak sesuka hati mereka. Contoh riilnya adanya geng motor anak muda yang melakukan tindakan kekerasan yang menganggu ketentraman dan kenyamanan masyarakat.
Jika pengaruh-pengaruh di atas dibiarkan, mau apa jadinya genersi muda tersebut. Moral generasi bangsa menjadi rusak, timbul tindakan anarkis antara golongan muda. Hubungannya dengan nilai nasionalisme akan berkurang karena tidak ada rasa cinta terhadap budaya bangsa sendiri dan rasa peduli terhadap masyarakat. Padahal generasi muda adalah penerus masa depan bangsa. tidak terbayangkan jika penerus bangsa tidak memiliki rasa nasionalisme.
Nasionalisme Masa Kini
Nasionalisme dengan munculnya gerakan perjuangan fisik melawan Malaysia
misalnya, bila Malaysia nekat mengganggu kedaulatan RI dengan mengambil atau
merampas Pulau Ambalat, merupakan suatu perilaku atau sikap kita yang sangat
terpuji. Kita semua jelas sangat mendukung setiap usaha TNI dan para
sukarelawan yang berusaha menjaga keutuhan kedaulatan negara RI.
Tetapi, kita tidak bisa lengah sedikit pun untuk memerangi musuh bangsa kita
sendiri yang korup, menyalahgunakan kekuasaan dan sebagainya.
Karena nasionalisme kita sekarang bukan lagi berkaitan dengan penjajah, atau
terutama terhadap perilaku ekspansif atau agresor-negara tetangga, melainkan
harus dikaitkan dengan keinginan untuk memerangi semua bentuk penyelewengan,ketidakadilan, perlakuan yang melanggar HAM. Artinya,
nasionalisme saat ini adalah usaha untuk mempertahankan eksistensi bangsa dan
negara dari kehancuran akibat korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan.
Perilaku korupsi, menggelapkan uang negara, memanfaatkan segala fasilitas dalam lingkup kekuasaannya demi memperkaya diri, berprilaku sewenang-wenang dalam menjalankan roda kekuasaan, tidak menghormati harkat dan martabat orang lain contohnya gemar menerima sogokan, uang pelicin.hal tersebut adalah perilaku antinasionalisme yang harus diberantas.
Dan pahlawan era sekarang bukan saja mereka yang berani menumpas agresor atau penjajah, tetapi juga mereka yang berkata tidak terhadap korupsi dan berbagai bentuk penyalahgunaan wewenang dan kekuasaan itu. Pahlawan seperti ini tidak kalah mulianya dengan pahlawan yang menang dari sebuah pertarungan fisik melawan siapa pun yang mencoba mengganggu kedaulatan bangsa dan negara.
Jadi, yang harus menjadi catatan kita ke depan adalah
bagaimana menumbuhkan semangat nasionalisme dan cinta tanah air dalam diri
anak muda. semangat untuk berperilaku jujur, berdisiplin, tidak
korupsi dan berani untuk melawan segala bentuk ketidakadilan, kesewenang-wenangan kekuasaan. Di samping semangat dan keterampilan fisik seperti
militer untuk menghadapi setiap kekuatan yang mengganggu kedaulatan negara RI.
Sebuah kekuatan dan harga diri bangsa bukan terutama pada kekuatan angkatan
bersenjata dengan seluruh persenjataan perang yang canggih, melainkan juga atau
bahkan yang pertama adalah pada masyarakat bangsanya yang berkualitas dan
bermartabat.
ALVIN ARDIAN PRATAMA (153070314)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar